BERDAMAILAH SEMESTA
Kini seluruh dunia sedang menjadi
panggung drama, dimana semesta lah yang sedang berperan di dalamnya. Tidak ada
yang tahu pasti apakah pandemi ini terjadi atas kehendak alam semesta atau ada konspirasi dibalik ini semua. Tetapi kita
ketahui bersama bahwa Covid19 benar-benar ada dan sudah memakan jutaan korban
jiwa di seluruh dunia. Semua manusia mengalami culture shock atau gegar budaya.
Menurut ilmu antropologi culture shock yaitu kegelisahan yang mengendap yang
muncul dari kehilangan semua lambang dan simbol yang familiar dalam hubungan sosial.
Jadi pandemi yang sedang terjadi membuat manusia menjadi bingung dan sukar
beradapatsi untuk melakukan kegiatan.
Dalam hal ini kemunculan Covid19 menjadi
ancaman bagi kehidupan terutama dalam
hal kesehatan, bahkan mampu mengancam nyawa. Tetapi tidak menutup kemungkinan
Covid19 ini akan berdampak memunculkan sebuah masalah baru, terutama pada
bidang ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dll. Hal inilah yang menjadi sebuah
krisis besar yang harus dihadapi dan harus mencari solusi yang solutif tanpa
diskriminasi hak sesama.
Bahaya dan ketakutan adalah hal yang
berbeda, namun pada masa pandemi seperti sekarang ini kedua hal tersebut
sangatlah tipis bedanya. Kondisi saat ini lebih banyak orang mengalami
ketakutan, sehingga mengalami depresi atau stress dan banyak orang yang
melakukan tindakan atas dasar ketakutan untuk menghindari bahaya dari Covid19
sehingga tidak jarang menjumpai oknum yang memanfaatkan pandemi ini untuk
keuntungan pribadi tanpa menimbang kemaslahatan orang banyak. Presiden Ir.
Soekarno pernah berpesan ” Kita hidup dalam dunia ketakutan. Kehidupan manusia
saat ini berkarat dan terasa pahit karena ketakutan akan masa depan, takut akan
bom hidrogen, takut akan ideologi. Mungkin ketakutan ini adalah bahaya yang
lebih besar daripada bahaya itu sendiri, karena ketakutanlah yang mendorong
manusia untuk bertindak bodoh untuk bertindak tanpa berpikir, untuk bertindak
berbahaya.” pesan tersebut sangat bermanfaat bagi kita untuk berperilaku arif
dalam mencegah atau menghindari ancaman dari Covid19. Jangan jadikan ketakutan
sebagai pandangan pesimis, jadikan kewaspadaan sebagai tindakan yang optimis.
Pramoedya Ananta Toer pernah berkata
dalam bukunya (Bumi Manusia) “Kasihan hanya perasaan orang berkemauan baik yang
tidak mampu berbuat. Kasihan hanya satu kemewahan, atau satu kelemahan. Yang
terpuji memang dia yang mampu melakukan kemauan baiknya.” Dari kutipan tersebut
kita bisa memetik pesan moral bahwa sebagai manusia yang terpuji ialah manusia
yang mampu melakukan kemauan baiknya dan bermanfaat bagi sesama. Pada masa
pandemi seperti ini hal yang penting
adalah simpati dan empati sosial, yaitu bersama bergandengan tangan dan
bergotong-royong melawan Covid19.
0 comments:
Post a Comment